Cerpen Cinta dan Persahabatan

Minggu, 17 Juli 2011
Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
mmm…Pantai.
Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.

Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya.
Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.
“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.
“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi.
“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.
***
Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.
Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.
Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?
Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.
***
Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku.
Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.
“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.
Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana malam itu.
***
Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany juga telah menjadi anggota genk kami.
Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.
***
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.
Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan kebersamaan.
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.
Sekarang Ricky bukan hanya kekasih yang paling aku cintai tapi juga seorang sahabat sejati dalam hidupku.
Cerpen oleh Kwek Li Na
Kompas.com — Minggu, 19 Juli 2009 | 03:41 WIB

Judul: Arti Persahabatan

Bagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...

“Hahahahaha!” aku tertawa sambil membaca.

“Beni! Katanya mau cari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... setelah itu bebas tugas. PlayStation!” jelas Judi dengan nada nyaring.

Judi orang yang simpel, punya banyak akal, tapi banyak juga yang gagal, hehehe.. Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2 - aku sering sekelompok, beda lagi kalau masalah bermain PlayStation – Judi jagoannya. Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, gara-gara Judi, aku jadi ikut-ikutan suka main game.

Sahabatku yang kedua adalah Bang Jon, nama sebenarnya Jonathan. Bang Jon pemberani, badannya besar karena sehari bisa makan lima sampai enam kali. Sebentar lagi dia pasti datang - nah, sudah kuduga dia datang kesini.

“Kamu gak malu pakai kacamata hitam itu?” Tanyaku pada Bang Jon yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata, tapi tadi pagi rasanya dia sudah sembuh. Tapi kacamata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini benar-benar kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang over dosis pada berbagai hal.

Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan sekolah, Bang Jon dan Judi juga teman satu komplek perumahan. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu.

Kataku dalam hati sambil lihat dari kejauhan “( Eh, itu... )”.
“Aku sangat kenal dengan rumahku sendiri...” aku mulai ketakutan saat seseorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Ohh iya itu!” Judi dan Bang Jon setuju dengan ku. Judi melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Judi seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu.
“Oke, Beni – kamu pergi segera beritahu satpam sekarang, Aku dan Bang Jon akan pergoki mereka lewat depan dan teriak .. maling... pasti tetangga keluar semua” bisikan Judi terdengar membuatku semakin ketakutan tak berbentuk.

Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “...Beni, ayo...satpam” Judi membisiku sekali lagi.

Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.

“Ya Tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Bang Jon yang berdarah. Terlihat juga tangan Judi yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.

“Jangan kawatir... hehehe... Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan dengan ku. Ya akhirnya kena pukul deh... Judi juga kena serempet mobil mereka yang terburu-buru pergi” jawab Bang Jon dengan tenang dan pedenya.
Kemudian Judi membalas perkataan Bang Jon “Rumahmu aman - kita memergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang rumahmu.”

Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Judi dan Ban Jon datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang tadi terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“Hahahahaha... “ Judi malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Bang Jon bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? aku juga kurang paham. Bang Jon kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.

“( Hahahahaha... )” Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berarti bagiku. Aku tidak mungkin menangisi mereka, malu dong sama Bang Jon dan Judi. Tapi ada pelajaran yang kupetik dari dua sahabatku ini.

Arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Judi dan Bang Jon adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya ( Judi dan Bang Jon salah satunya ).

----------------------------
Cerpen tentang persahabatan yang berjudul Arti Persahabatan ini buah karya Loeis Chandra, Mahasiswa di Sidoarjo - Jawa Timur. Cerpen arti Persahabatan juga telah ditayang pada CerpenPersahabatan[dot]com

sahabat

Sabtu, 25 Juni 2011

Sahabat ...
Kata itu selalu ada dalam hati ini
Selalu tersimpan dalam lubuk hati ini
Bukan hanya sekedar kata
Tapi jauuuuuuh lebih dari itu
Ku anggap kalian lebih dari saudara
Jika saja perpisahan membuat kita jauh
Membuat kita seakan tak seakrab dulu
Tak ada yang perlu disalahkan
Waktu dan keadaan yang membuat jadi seperti sekarang ini
Kurangnya kebersamaan membuat kita retak
Membuat kita sedikit jauh
Membuat kita merasa tak saling peduli lagi
Membuat kita merasa seakan di cuekkan ,,, dan di acukan 

Tapi... Itu semua salah besar
Yang harus kau tahu ...
Jauh didasar hati yang paling dalam
Aku sayang kalian
Kalian adalah segalanya ...
Dalam duka
Senang,,,
Sedih
Canda dan tawa telah kita lewati bersama
Dan nyatanya tanpa aku sadari kalian selalu ada buatku
Itulah yang membuatku tak akan pernah lupa dengan kalian ....
Walau waktu telah berlalu...
Walau kita tak pernah bersama lagi seperti dulu
Aku tak akan pernah lupa dengan persahabatan kita .... 

Sulit dan amat teramat sulit menemukan sosok sahabat seperti kalian...
Maafkan semua kesalahanku
Maafkan jika kesalah pahaman membuat ada benci diantara kita
Maaf... maaf... ,maaf ...
Hanya itu yang bisa ku ucap .... sebagai manusia yang tak lepas dari salah 

Terima kasih atas semuanya, terima kasih menjadi sobat terbaikku... Dari kalianlah aku tahu dan mengerti arti sebuah sahabat.

Cinta-Arti dan sejarah Cinta

Jumat, 17 Juni 2011
Cinta-Arti dan sejarah Cinta. Cerita cinta mau sharing dikit nih dengan teman-teman cerita cinta semua. Saya yakin banyak yang sudah mengetahui arti dari cinta, dan makna dari beberapa huruf yang dirangkai menjadi sebuah kata, yaitu "cinta". Sebelumnya saya sudah pernah menuliskan tentang arti cinta dan makna dari cinta.


Di sana saya menuliskan bahwa arti cinta itu adalah blalaalalla...dan blaalalaa. Dan saya yakin setiap orang mempunyai pendapat lain tentang cinta, bener ga?. Sekarang coba kamu pikirkan dalam hati kamu apa sebenarnya arti dari cinta. Pasti banyak kata-kata yang keluar dari pikiran kamu tadi. Salah satu contohnya "cinta adalah suatu yang tidak bisa dilihat tapi tak bisa dirasakan. Tapi tahukah kamu sejarah cinta itu? (ini bukan lirik lagunya mbah surip loh wkeekekek). Nah kalau yang ini saya yakin banyak yang kurang tahu..



Sejarah cinta

Pendapat boleh berbeda-beda loh. Menurut saya, cinta itu ada ketika diciptakannya suatu perbedaan, suatu lawan, suatu yang berlainan tapi saling melengkapi. Ketika itu mata melihat dan hati merasakan. Jauh beberapa ribu atau jutaan tahun yang lalu seorang manusia diciptakan
ke bumi, semua kekayaan, kesenangan, dan kekuatan dimilikinya. Tapi ia tetap merasa sepi dan sunyi. Hingga pemilik alam ini mencipkatan suatu yang beda dari dirinya, suatu yang membuatnya lemah. Itulah seorang yang disebut hawa (Hawa berarti kemauan dan keingingan).

Dua manusia ini saling menghargai walaupun mereka berbeda, saling menyayangi walaupun mereka tak sama. Saya yakin kalian sudah tahu dengan dua manusia ini, ya mereka adalah adam dan hawa. Kenapa saya berani mengatakan bahwa cinta itu berasal dari kisah di atas?, padahal mereka tidak mengerti tentang cinta!. Karena cinta itu tak perlu diartikan dan kita tak perlu mengerti untuk bisa merasakan cinta, dan cinta itu tak perlu dipaksakan karena akan datang dengan sendirinya.

Nah sebagai cucu dari Adam dan Hawa seharusnya kita menjaga tradisi tersebut. Jangan pernah lemah terhadap cinta apalagi memaksakannya. Lebih baik kita menjalankannya dengan penuh keiklasan, dan cinta itu akan berjalan lebih baik dan akan menemukan yang sebenarnya.

Sok puitis ya? heehehhe...apa teman-teman punya pendapat lain?.

Salam cerita cinta...

TIPS menghilangkan perasaan nervous ..


Tips menghilangkan grogi atau cara menghilangkan grogi dan gugup. Perasaan “nervous” atau grogi disaat memulai presentasi adalah hal yang hampir pasti dialami oleh semua orang . bahkan seseorang yang telah berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaan grogi atau “demam panggung”ini . pakar yang mengatakan bahwa perasaan grogi ini muncul karea melemahnya rasa percaya diri pada seseorang .
  1. Pahami bahwa perasaan grogi adalah energy positif
Apa yang anda rasakan saat grogi ? dada berdebar-debar, keringat dingin mulai megucur, bibir berdetar, dan darah seolah mengalir lebih cepat. Pahamai bahwa semua itu adalah sebuah dorongan energy yang meluap dari dalam diri anda. Tidak ada yang salah pada energy itu. Ia perlu disalurkan secara positif, ia semestinya menjadi bahan bakar yang mendorong preseniasi anda lebih baik. Anda bisa menggunakan energy itu untuk memantapkan penampilan anda.
  1. Bersikaplah nothing to loose
Keinginan kita untuk bersiakap sebaik-baiknya mendorong munculnya perasaan grogi. Secara negative, pikiran kita terbebani oleh ketakutan untuk membuat kesalahan, kekhawatiran akan gagal, kecemasan bila melakukan kekonyolan, dan berbagai bayangan-bayangan negative lainnya. Sebelum anda bisa bisa menggunakan energy grogi itu secara positif, maka terlebihdahulu anda harus menetralisir emosi-emosi negative tersebut. Bersikapalah “nothing to loose”, tak sesuatu yang patut kita lakukan bila toh kita gagal, maka tidak sesuatau yang harus menjadikan kita begitu kehilanangan .
  1. Tenangakan diri anda
Sementara anda menunggu giliran, atur nafas anda. Tarik nafas anda dalam-dalam, keluarkan lambat-lambat. Keluarkan energy yang meletup-meletup dalam dada anda melalui hembusan nafas anda yang teratur. Tenagkan pikiran dan emosi anda. Bila perlu pejamkan mata. Kumpulkan energy itu sebaik-baiknya. Jangan biarkan menggannggu ketenangan jiwa anda.
  1. Kerahkan energy anda
Kerahkan energy anda. Lepaskan energy itu dari “kekangannya”. Bila para audiens member applaus pada pembicara sebelum anda, maka anda kerahkan energy anda dengan memberikan applaus yang tak kalah meriah. Berdirilah dengan sigap. Berjalanlah dengan tegap dan mantap. Bila perlu hembuskan nafas lepas dari sambil berteriak kecil “yes”. Atau turut bertepuk tangan menyambut applaus dari audiens. Lakukan apa-apanya dengan sikap tegas. Biarkan energy itu mengalir dalam gerakan anda.
  1. Berbicaralah dengan keras dan lantang
Bila anda berbicara lambat, maka bibir anda akan semakin bergetar, suara anda pun bergetar. Salurkan rasa grogi anda melalui suara anda yang keras dan lantang. Suara keras anda bukan hanya dapat mengatasi kecemasan, namun juga sarana menyalurkan energy tersebut. Ada baiknya anda menghafal teks pertama anda namun tetap bersikap wajar.
  1. Diam
Anda dapat menyalurkan keteganagn dalam diri anda pada para audiens, yaitu dengan memulai presentasi anda dengan diam beberapa detik. Biarkan ketegangan anda terserap dan jadi ketegangan audiens. Bila anda CUKUP meninggi, mulailah presentasi anda dengan sebuah pembukaan yang kuat, tajam dan lantang.
  1. Lontarkan humor yang wajar
Lenturkan kegugupan anda dengan sebuah humor yang wajar. Anda memang perlu merencanakannya dengan baik, namun juga jangan sampai kehilangan spontanitas. Dan, humor terbaik yang tidak akan melukai perasaan siapapun adalah humor tentang diri anda.

PERSAHABATAN SUNYI

Jumat, 10 Juni 2011
Di sebuah jembatan penyeberangan tak beratap, matahari menantang garang di langit Jakarta yang berselimut karbon dioksida. Orang-orang melintas dalam gegas bersimbah peluh diliputi lautan udara bermuatan asap knalpot. Lelaki setengah umur itu masih duduk di situ, bersandarkan pagar pipa-pipa besi, persis di tengah jembatan. Menekurkan kepala yang dibungkus topi pandan kumal serta tubuh dibalut busana serba dekil, tenggorok di atas lembaran kardus bekas air kemasan. Di depannya sebuah kaleng peot, nyaris kosong dari uang receh logam pecahan terkecil yang masih berlaku. Dan, di bawah jembatan, mengalir kendaraan bermotor dengan derasnya jika di persimpangan tak jauh dari jembatan itu berlampu hijau. Sebaliknya, arus lalu lintas itu mendadak sontak berdesakan bagai segerombolan domba yang terkejut oleh auman macan, ketika lampu tiba-tiba berwarna merah.

Lelaki setengah umur yang kelihatan cukup sehat itu akan "tutup praktik" ketika matahari mulai tergelincir ke Barat. Turun dengan langkah pasti menuju lekukan sungai hitam di pinggir jalan, mendapatkan gerobak dorong kecil beroda besi seukuran asbak. Dari dalam gerobak yang penuh dengan buntelan dan tas-tas berwarna seragam dengan dekil tubuhnya, ia mencari-cari botol plastik yang berisi air entah diambil dari mana, lalu meminumnya. Setelah itu ia bersiul beberapa kali. Seekor anjing betina kurus berwarna hitam muncul, mengendus-endus dan menggoyang-goyangkan ekornya. Ia siap berangkat, mendorong gerobak kecilnya melawan arus kendaraan, di pinggir kanan jalan. Anjing kurus itu melompat ke atas gerobak, tidur bagai anak balita yang merasa tenteram di dodong ayahnya.

Melintasi pangkalan parkir truk yang berjejer memenuhi trotoar, para pejalan kaki terpaksa melintas di atas aspal dengan perasaan waswas menghindari kendaraan yang melaju. Lelaki itu lewat begitu saja mendorong gerobak bermuatan anjing dan buntelan-buntelan kumal miliknya sambil mencari-cari puntung rokok yang masih berapi di pinggir jalan itu, lalu mengisapnya dengan santai. Orang-orang menghindarinya sambil menutup hidung ketika berpapasan di bagian jalan tanpa tersisa secuil pun pedestrian karena telah dicuri truk-truk itu.

Lelaki setengah umur itu memarkir gerobak kecilnya di bawah pokok akasia tak jauh setelah membelok ke kanan tanpa membangunkan anjing betina hitam kurus yang terlelap di atas buntelan-buntelan dalam gerobak itu. Ia menepi ke pinggir sungai yang penuh sampah plastik, lalu kencing begitu saja. Ia tersentak kaget ketika mendengar anjingnya terkaing. Seorang bocah perempuan ingusan yang memegang krincingan dari kumpulan tutup botol minuman telah melempari anjing itu. Lelaki itu berkacak pinggang, menatap bocah perempuan ingusan itu dengan tajam. Bocah perempuan ingusan itu balas menantang sambil juga berkacak pinggang. Anjing betina hitam kurus itu mengendus-endus di belakang tuannya, seperti minta pembelaan.

Lelaki itu kembali mendorong gerobak kecilnya dengan bunyi kricit- kricit roda besi kekurangan gemuk. Anjing betina kurus berwarna hitam itu kembali melompat ke atas gerobak, bergelung dalam posisi semula. Bocah perempuan yang memegang krincingan itu mengikuti dari belakang dalam jarak sepuluh meteran. Bayangan jalan layang tol dalam kota, melindungi tiga makhluk itu dari sengatan matahari. Sementara lalu lintas semakin padat, udara semakin pepat berdebu.

Tiba-tiba, lelaki setengah umur itu membelokkan gerobak kecilnya ke sebuah rumah makan yang sedang padat pengunjung. Dari jauh, seorang satpam mengacung-acungkan pentungannya tinggi-tinggi. Lelaki itu seperti tidak memedulikannya, terus saja mendorong hingga ke lapangan parkir sempit penuh mobil di depan restoran itu. Sepasang orang muda yang baru saja parkir hendak makan, kembali menutup pintu mobilnya sambil menutup hidung ketika lelaki itu menyorongkan gerobaknya ke dekat mobil sedan hitam itu. Seorang pelayan rumah makan itu berlari tergopoh- gopoh keluar, menyerahkan sekantong plastik makanan pada laki-laki itu sambil menghardik.

"Cepat pergi!"

LELAKI setengah umur itu menghentikan gerobak kecilnya di depan sebuah halte bus kota. Mengeluarkan beberapa koin untuk ditukarkan dengan beberapa batang rokok yang dijual oleh seorang penghuni tetap halte itu dengan gerobak jualannya. Orang-orang yang berdiri di dekat gerobak rokok itu menghindar tanpa peduli. Halte itu senantiasa ramai karena tak jauh dari situ ada satu jalur pintu keluar jalan tol yang menukik dan selalu sesak oleh mobil-mobil yang hendak keluar. Lelaki itu meneruskan perjalanannya menuju kolong penurunan jalan layang tol itu. Meski berpagar besi, telah lama ada bagian yang sengaja dibolongi oleh penghuni-penghuni kolong jalan layang itu untuk dijadikan pintu masuk. Tempat lelaki setengah umur itu di pojok yang rada gelap dan terlindung dari hujan dan panas. Dari dulu tempatnya di situ, tak ada yang berani mengusik. Kecuali beberapa kali ia diangkut oleh pasukan tramtib kota, lalu kemudian dilepas dan kembali lagi ke situ. Ia lalu membongkar isi gerobaknya, mengeluarkan lipatan kardus dan mengaturnya menjadi tikar. Anjing betina berwarna hitam kurus itu mengibas-ngibaskan ekornya ketika lelaki itu mengambil sebuah piring plastik dari dalam buntelan, lalu membagi makanan yang didapatnya dari rumah makan tadi. Keduanya makan dengan lahap tanpa menoleh kanan-kiri.

Bocah perempuan ingusan itu berdiri dari jauh di bawah kolong jalan layang itu, memandang dengan rasa lapar yang menyodok pada dua makhluk yang sedang asyik menikmati makan siang itu. Ia memberanikan dirinya menuju kedua makhluk itu, lalu bergabung makan dengan anjing betina berwarna hitam kurus itu. Ternyata anjing betina itu penakut. Ia menghindar dan makanan yang tinggal sedikit itu sepenuhnya dikuasai bocah perempuan itu dan ia melahapnya. Sedang lelaki setengah umur itu tidak peduli, meneruskan makannya hingga licin tandas dari daun pisang dan kertas coklat pembungkus. Mengeluarkan sebuah botol air kemasan berisi air, meminumnya separuh. Tanpa bicara apa- apa, bocah perempuan ingusan itu menyambar botol itu dan meminumnya juga hingga tandas. Lelaki setengah umur itu hanya memandang, sedikit terkejut, tapi tidak bicara apa-apa. Air mukanya tawar saja. Mengeluarkan rokok dan membakarnya sambil bersandar pada gerobak kecilnya. Tergeletak tidur setelah itu di atas bentangan kardus kumal.

MALAM telah larut. Bocah perempuan ingusan itu terbirit-birit dikejar gerimis yang mulai menghujan. Rambutnya yang nyaris gimbal itu kini melekat lurus-lurus di kulit kepalanya disiram gerimis. Bunyi krincingan dan kresek-kresek kantong plastik yang dibawanya membangunkan anjing betina kurus berwarna hitam itu. Ia menyalak sedikit, kemudian merungus setelah dilempari sepotong kue oleh bocah itu. Lewat penerangan jalan, samar- samar dilihatnya lekaki setengah umur itu tidur bergulung bagai angka lima di atas kardus. Setelah melahap kue, anjing itu kembali tidur di sebelah tuannya, di atas bentangan kardus yang tersisa.

Bocah itu mengeluarkan lilin dan korek api dari dalam kantong plastik. Berkali-kali menggoreskan korek api, padam lagi oleh tiupan angin bertempias. Lalu ia mendekat ke arah lelaki setengah umur itu agar lebih terlindung oleh angin dan berhasil menyalakan lilin. Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersembul dari dalam gerobak kecil di atas kepala lelaki setengah umur itu. Ia berusaha menariknya keluar tanpa menimbulkan suara berisik dan membangunkan lelaki itu. Setelah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah menggigil karena pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang memunggunginya itu, sekadar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki itu.

Bocah perempuan ingusan itu cepat terlelap dan bermimpi berperahu bersama anjing betina kurus berwarna hitam itu di sebuah danau yang sunyi. Deru mesin mobil yang melintasi jembatan beton di atas mereka justru menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuah kota yang sibuk. Lelaki setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang perempuan. Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh bocah yang setengah basah itu dan melanjutkan mimpinya.

Sebelumnya, kolong penurunan jalan layang tol itu cukup padat penghuninya di malam hari. Beberapa anak jalanan yang sehari- hari mengamen di sepanjang jalan bawah, juga bermalam di situ. Ada lima anak jalanan laki-laki yang selalu menjahili bocah perempuan yang selalu membawa krincingan itu sampai menangis berteriak-teriak. Lelaki setengah umur itu membiarkannya saja. Mungkin menurutnya sesuatu yang biasa-biasa saja, meskipun anak-anak lelaki itu sampai-sampai menelanjangi bocah perempuan ingusan itu. Penghuni lain pun tak ada yang berani membela. Sejak itu, bocah perempuan ingusan itu menghilang, entah tidur di mana.

Lelaki setengah umur itu mulai marah ketika suatu hari ia membawa seekor anjing betina kurus berwarna hitam ke markasnya. Mungkin anjing itu kurang sehat hingga semalaman anjing itu terkaing-kaing. Lelaki itu tampak berusaha keras mengobati anjing itu dengan menyuguhkan makanan dan air. Tapi, anak-anak jalanan yang jahil itu melempari anjing itu dengan batu. Salah satu batunya mengenai kepala lelaki itu. Lelaki itu meradang, lalu mengambil golok di dalam timbunan buntelan dalam gerobak kecilnya. Anak-anak itu dikejarnya. Konon salah seorang terluka oleh golok itu. Namun, mereka tak ada yang berani melawan dan tak berani kembali lagi.

SEBELUM subuh, pasukan tramtib itu datang lagi, lengkap dengan polisi dan beberapa truk dengan bak terbuka pengangkut gelandangan. Sebelum matahari muncul, kolong- kolong jembatan dan jalan layang harus bersih dari manusia-manusia kasta paling melata itu. Mimpi lelaki itu tersangkut bersama gerobaknya di atas bak truk. Begitu juga bocah perempuan itu. Lelaki setengah umur itu menggapai-gapaikan tangannya, minta petugas menaikkan anjingnya yang menyalak-nyalak, minta ikut bersama tuannya. Tapi, sebuah pentungan kayu telah mendarat di kepala anjing kurus itu hingga terkaing-kaing, berlari ke seberang jalan dan hilang ditelan kegelapan.

"Mampus kau, anjing kurapan!" sumpah petugas itu sambil melompat ke atas truk yang segera berangkat.

Bak truk terbuka itu nyaris penuh, termasuk tukang rokok di halte dekat situ. Lelaki setengah umur itu tampak geram. Matanya mencorong ke arah petugas yang memegang pentungan. Petugas itu pura-pura tidak melihat. Hujan telah berhenti. Iringan truk yang penuh manusia gelandangan kota yang dikawal mobil polisi bersenjata lengkap di depannya, menuju ke suatu tempat arah ke Utara, dan kemudian membelok ke kanan. Dari pengeras suara di puncak-puncak menara masjid terdengar azan subuh bersahut-sahutan. Bulan semangka tipis masih menggantung di langit, kadang-kadang tertutup awan yang bergerak ke Barat.

BEBERAPA minggu kemudian, pelintas jembatan penyeberangan yang beratap itu, kembali menemukan lelaki setengah umur itu berpraktik di tempat sebelumnya. Ia baru turun mengemasi kaleng peot dan alas kardusnya ketika matahari mulai tergelincir ke Barat. Melangkah dengan pasti, menuju tempat gerobak kecilnya ditambatkan.

Di depan pangkalan truk yang telah menyempitkan jalan, lelaki itu mendorong gerobak kecilnya dengan santai sambil mengawasi puntung-puntung rokok yang masih berapi dilempar sopir-sopir truk ke jalan. Ada yang sengaja melemparkan puntung rokoknya ketika laki- laki bergerobak itu melintas. Di atas gerobaknya, kini bertengger bocah perempuan ingusan itu sambil terus bernyanyi dengan iringan krincingannya. Orang-orang tak ada yang peduli.*



Sumber : http://ceritaindonesia.angelfire.com/cerita-pendek-persahabatan-sunyi.html

Ketika Persahabatan Di Ujung Tanduk

Kamis, 09 Juni 2011

Seperti kapal di tengah badai, persahabatan bisa menjadi sangat rapuh saat sedang mengalami masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat kita kecewa dengan kata-kata atau sikap sahabat. Apalagi jika kekecewaan tersebut bisa jadi sangat menyakitkan mengingat kedekatan hubungan kita dengan sahabat. Apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara menyelesaikan masalah tanpa bertengkar?
Laurie Puhn, J.D., dalam bukunya Instant Persuasion yang telah diterbitkan TransMedia, dapat membantu Anda dalam mengungkapkan perasaan Anda dengan benar dan memilih kata-kata yang tepat untuk itu. Ada  beberapa saran yang bisa Anda pertimbangkan dalam penyelesaian masalah dengan sahabat baik Anda:

* Jangan Memendam Kemarahan
Terkadang karena tidak enak mengungkapkan kekecewaan sikap sahabat langsung ke orangnya, kita cenderung memilih mengatakannya pada orang lain dengan harapan kemarahan itu akan hilang dengan sendirinya dan hubungan pun kembali normal.
Sayangnya, kemarahan yang ditekan seringkali seperti sampah di keranjangnya. Jika tidak dibuang pada sore hari masih dapat ditoleransi. Tetapi, jika tidak dibuang selama beberapa hari, baunya akan sangat mengganggu. Hal yang sama juga bisa terjadi pada kemarahan yang ditekan. Jika kita tidak mengungkapkan kemarahan, seakan-akan kita menghindari konflik, padahal kemarahan itu malah akan semakin menggunung dan hubungan persahabatan pun akan mengalami kepahitan.
Tanda  bahwa kemarahan tengah menggunung di dalam diri Anda adalah saat Anda sedang marah pada seseorang dan tidak mengatakannya kepada orang itu, tetapi malah mengungkapkan kemarahan itu kepada orang lain dalam tiga kesempatan yang berbeda. Jika itu terjadi, satu-satunya yang harus dilakukan adalah segera mengatasi masalah tersebut dengan orang yang membuat Anda marah. Ibarat api, kemarahan yang terpendam harus segera diatasi secara efektif dan secepat mungkin sebelum membesar dan menghanguskan persahabatan Anda.
* Pilih Waktu yang Tepat
Setiap kita mengeluarkan kritik, tujuannya adalah agar orang yang dikritik mendengarkan, memahami apa yang mereka lakukan adalah salah, sehingga mereka pun dapat melakukan perubahan yang berarti. Meskipun begitu, kritik tidak akan bermanfaat jika dilakukan pada waktu yang salah.
Mengkritik di depan umum dapat membahayakan hubungan persahabatan itu sendiri. Orang yang dikritik akan merasa dipermalukan dan membuatnya terlihat buruk di depan umum. Kritik di depan umum hanya akan membuat situasi menjadi lebih parah, karena reaksi yang biasanya ditunjukkan adalah marah, membela diri dan bersikap bermusuhan.
Karena itu ada baiknya Anda memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan kritik ke sahabat Anda. Pilih waktu di mana Anda dan sahabat dalam situasi berdua saja dan bicarakan secara baik-baik. Cara ini sangat bijaksana karena Anda sudah menunjukkan niat baik dan penghargaan pada hubungan persahabatan Anda.
* Sssst...
Sahabat Anda sudah mengetahui akar permasalahannya dan kalian sama-sama berusaha mengatasinya. Berarti masalah selesai dan keadaan kembali normal. Akan tetapi, apakah itu membolehkan Anda untuk menceritakannya kepada orang lain?
Sangatlah salah jika Anda berpikir demikian. Menceritakan masalah meskipun sudah diselesaikan tidak akan membawa Anda kemana pun. Anda malah terkesan tidak puas dengan jalan keluar yang telah disepakati dan bermaksud mencari dukungan dengan bercerita kepada orang lain. Bayangkan bagaimana perasaan sahabat Anda mengetahui Anda membagi cerita tentang masalah tersebut kepada orang lain. Kepercayaannya pada Anda bisa hilang.
Persoalan yang sudah selesai ibarat kasus pengadilan yang resmi ditutup. Jadi rasanya kurang bijaksana jika Anda mengungkit-ungkitnya lagi dengan membeberkannya ke orang lain. Saat Anda memutuskan untuk memaafkan, konsekuensi yang harus Anda diterima adalah melupakan masalah tersebut. Pikirkan hal-hal baik apa yang akan Anda alami dengan sahabat Anda. Tidak perlu menengok ke belakang dan mengingat kembali semuanya.

EDITED VERSION UNTUK BUKU MP



Sampai kemarin kadang aku masih bertanya - tanya, apa itu persahabatan sejati? Bukan karena aku tak tahu artinya, tapi karena aku menyangsikan keberadaannya. Sering aku bertanya - tanya, di mana kalian sahabat - sahabatku saat aku membutuhkan kalian? Sering juga yang aku temui justru orang lain, dan bukan keberadaan kalian di saat aku berharap kalian ada. Sejujurnya, aku menjadi tak seyakin saat aku menjawab “Pasti!” sembilan tahun yang lalu, untuk sebuah pertanyaan yang sama, ”Apakah kita akan menjadi sahabat sejati selamanya?”

Sering aku begitu merindukan waktu di mana kita bisa bersama - sama seperti dulu. I know, it sounds cheezy, but it is true. Saat kita bisa berbicara dari hati ke hati, saat kita membela dan menguatkan setiap orang dari kita yang sedang dihadapi pada masalah, saat segalanya terasa begitu mudah selama kita bersama. Sungguh, aku merindukan saat – saat itu.

Tapi aku juga mengerti apabila suatu hari nanti, semua itu hanya akan menjadi kenangan kita. Aku pun mengerti apabila nantinya kita berkumpul hanya karena kenangan masa lalu, karena manusia memang hidup dengan berpegangan pada kenangan dan takkan mungkin melepaskannya dengan melupakan. Namun jauh di dalam lubuk hatiku, aku berharap kita berkumpul bukan hanya sekedar untuk mengenang. Aku berharap, 'kita' bukan sekedar kenangan.

Kemarin malam ternyata aku mendapatkan jawabannya. Persahabatan sejati, mungkin itu terlalu muluk, karena kita belum sejati. Tapi saat kita semua mengusahakan untuk bertemu meskipun harus menunggu berjam - jam, lalu kita bisa berbicara panjang lebar, melewati tahun - tahun yang terlewati tanpa 'kita', melewati ketidak tahuan yang menumpuk, melewati segala batas profesi maupun batas negara, dan kembali menjadi kita yang dulu.., bagiku itu sudah lebih dari cukup.

Kupikir, hanya sahabat sejati yang mampu untuk mengatakan terus terang kekhawatirannya dan tetap mendukung apapun yang terjadi pada sahabat lainnya. Dan itulah yg terjadi kemarin malam. Kita semua saling mendukung dengan cara kita masing – masing. Aku mendengar suara hati dan kejujuran. Aku mendengar banyak kekecewaan, kesedihan, dan kekhawatiran.

Kurasa itu sangat wajar dan bukankah saling menyakiti memang merupakan salah satu syarat utama untuk bisa menjadi sahabat sejati? Karena semua tumpukan kekecewaan, kesedihan, kekhawatiran, dan sakit hati itu..justru menunjukkan porsi yang terbesar untuk cinta dan perhatian. Itu semua sangat jauh lebih dari cukup bagiku. Dan kurasa kalian pun merasakan yang sama.

Dua bulan ini adalah dua bulan yg paling menyenangkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, karena dua orang yang aku rindukan pulang, dan dalam dua bulan ini ada banyak masa - masa kebersamaan yang terlewati bisa sedikit terkejar. :)

Bohong kalau kukatakan bahwa selama ini aku tak khawatir kita akan berubah termakan waktu dan jaman. Bohong juga kalau kukatakan aku tak pernah kecewa dengan ketidak adaan kalian dalam waktu dan sebagian hidupku. Tapi bohong juga apabila kukatakan aku selalu menyediakan waktu untuk kalian. Kupikir, setiap individu dari kita semua memang manusia - manusia yang tidak sempurna, tapi KITA BERLIMA sempurna. Paling tidak begitu menurutku.

Dari antara semua kejadian di dalam hidupku, bersama kalian adalah sesuatu yg tidak pernah membuatku menyesal dan kupikir, mungkin takkan bisa tergantikan. :) Dulu, sekarang, dan semoga...sejati.

PS:Aku mengerti betapa sulitnya kita sekarang untuk memeluk satu sama lain.
Tapi aku juga mengerti, betapa inginnya kita memeluk erat - erat satu sama lain. :)
Dan itu cukup bagiku.

cerita milik teman

Sabtu, 04 Juni 2011
Aku punya seorang sahabat...kami punya panggilan kesayangan. aku dipanggil Wai..dia ku panggil Fai...
Kami bersahabat dari kelas 1 SMA. Dia gadis yang cantik, Pendiam, Perawakannya setinggi saya 168 cm. Putih. Anak perempuan tunggal di rumah nya dan dia anak 1 dari 3 bersaudara.
Oleh ortu nya dia di perlakukan seperti sebuah boneka kristal yang di taruh di dalam kotak kaca, di masukan ke lemari kaca, lemarinya di taruh di dalam kamar, kamarnya dikunci.
Sekolah nya gak pernah jauh dari pandangan mata ortu nya. SD & SMP di samping rumah. SMA di depan rumah. Gak boleh ikut aneka kegiatan sekolah. Kerjanya di rumah cuma disuruh belajar. Jadi dia harus pakai kaca mata karena terlalu rajin belajar.

Persahabatan kami cukup unik. .
Aku tergolong gadis yang agak tomboy. Kegiatan ku di sekolah PMR, Teater, diluar sekolah aku ikut kegiatan karate, Pramuka, masuk klub Dayung dan Diving. Pokoknya gakda manis-manis nya deh....

Beda banget ya..ma dia...

Tapi justru perbedaan itu lah yang buat kami saling membutuhkan. Semenjak kami akrab, aku sering ajak dia pergi naik bis yang agak jauh, tapi masih dalam kota. Bahkan kami punya aneka cerita yang buat dia jadi belajar untuk jadi gadis yang berani.

kami pergi ke Blok M dari arah Cililitan. naik bis besar. bis cukup padat. kami berdiri. aku selalu suka berdiri di pintu. dia agak kedalam, tapi gak terlalu jauh dari ku.
entah di wilayah mana, tiba2 masuk serombongan laki2. 1 orang di pintu bis, yang lain nya masuk. Ternyata mereka adalah copet. Mulailah mereka beraksi di dalam bis.
Tiba2 kusadari, didepan mataku, salah seorang mencopet dompet ku. Spontan aku bilang ke dia " Hei bang...tuh dompet isi nya KTP yang baru hari ini jadi, sesama pencopet jangan saling nyopet dong..!!!""" trus si kepala gerombolan copet yang di pintu juga, di depan ku, langsung melotot ke anak buahnya, dia bilang " cepat kembalikan..!!"", dompet ku di kembalikan, lalu dia bersuit kencang...turunlah para pencopet-pencopet itu.
fai lalu dekati aku, dia tanya " gimana dompet loe ?" ku jawab " aman, KTP masih anget juga aman, duit juga masih utuh!" dia cuma geleng kepala " Gila loe ya Wai...!!!"""

Tapi semenjak itu, dia jadi gadis yang gak takut lagi buat pergi2 sendiri dengan naik bis

cerita "Mimpi Buruk Akhir dari Persahabatan Ku"

Memiliki sahabat memang indah apalagi sahabat yang care and well come dengan kita serasa dunia ini tiada akhirnya. Begitulah yang aku rasakan semasa SMP aku dan dia dulu. Kemana-mana kita selalu bersama dapat dikatakan "nggak ada lo gak rame", bercanda gurau, dan merasakan sedih bersama. Moment itu semakin menguatkan kita sampai kelas 3.

Tapi tidak tau kenapa aku dan dia mulai menjauh, dia mulai memandang aku dengan materi. Dan mulailah dia menghinaku. Begitu perih beban yang ku rasakan, terngiang di benakku "inikah artinya sahabat yang kita bina selama 9 tahun?" dia menganggap aku sampah yang tidak layak pakai. Sejak itulah aku mulai belajar membencinya, mulai tumbuh benih kebencian terhadapnya. Aku tau aku tak sekaya dia, tapi tolong jangan memandang aku dengan sebelah mata! Detik-detik perpisahan kelas 3 kami rasakan. Ah, perasaan ku biasa saja, justu aku senang sekali. Puji syukur aku kepada Allah.

Tapi, what?? Akhirnya aku mimpi buruk lagi, aku satu sekolah lagi sama dia! Betapa jengkelnya hati ini melihat wajahnya seakan timbul rasa benciku. Ya sudahlah, jalani aja. Toh, aku dan dia berbeda kelas. Sudah hampir satu semester aku dan dia dipersatukan dalam satu sekolah yang sama, kami bagaikan orang asing. Ketika bertatapanpun tidak tersenyum, ketika ketemu tidak saling bersapaan justru malah menghindar. Terlebih sakit sekali hatiku ini saat aku hendak menyebrang ke sekolah tiba-tiba dia lewat dihadapanku dengan mionya. Jangankan untuk menegur, membalikkan arah mukanya pun tidak.

Oh Tuhan!!! Sungguh aku tidak sanggup! Tiada berbuah manis akhir persahabatan kami ini. Apa salah aku? Salahkah aku menjauhinya saat dia menghinaku? Ya Allah, berikanlah kami titik terangnya ya Allah. Berikanlah kami petunjukMu yang bisa membuat kami mengintrospeksi diri. Jika Engkau berkehendak satukan kami kembali ya Allah walaupun tidak sedekat dulu. Kabulkanlah ya Allah.

kisah persahabatan sejati

Selasa, 31 Mei 2011
Terdapat dua orang sahabat baik bernama John dan Andy.
Mereka dari kecil telah bermain bersama, sekolah bersama,
melakukan kenakalan bersama, pada dasarnya hampir segala sesuatu
mereka lakukan secara bersama.
Pada saat mereka memasuki umur remaja pecahlah perang dunia ke-2.
Pemuda-pemudi yang tangguh diwajibkan untuk ikut wajib militer
membela negaranya, tidak terkecuali John dan Andy.
Mereka mendapat pangkat letnan dua dan ditugaskan
di garis depan medan perang.
Pada suatu pagi berkabut hendak dilakukan serangan mendadak
menuju tempat musuh dipimpin oleh kapten mereka.
Pada saat mereka mengendap-endap menuju tempat musuh
mentari pagi bersinar dengan cerahnya dan menghapus kabut
yang menyelubungi mereka.
Kontan musuh yang melihat mereka
segera menembak dengan membabi- buta.
Maka lari tunggang-langganglah mereka semua termasuk John dan Andy.
Sesampainya mereka semua dimarkas ternyata John tidak ada,
maka dengan segera Andy meminta ijin pada kaptennya untuk kembali
ke wilayah musuh mencari John.
Namun sang kapten menolak sambil berkata,
"Untuk apa kau kembali lagi kesana, mungkin dia sudah mati
dan kaupun bakal tertembak musuh "
Namun Andy tidak menghiraukan perintah tersebut
dan tetap kembali untuk mencari John.
Selang setengah jam kemudian Andy kembali
dengan berlumuran darah sendirian.
Sang kaptenpun marah besar,
"Apa kubilang, John tidak kembali dan kaupun tertembak.
Sungguh sia-sia" kata sang kapten.
"Tidak sia-sia, karena aku mendengar kata-kata terakhirnya,"
kata Andy.
"Omong kosong," kata sang kapten sambil berlalu.
Namun karena rasa ingin tahu sang kapten maka dia kembali lagi
ke tempat Andy dan bertanya,"Memangnya apa yang dia katakan,
sampai kau rela mempertaruhkan nyawamu?".
"Saya tahu kau pasti akan kembali mencariku," itulah kata-kata terakhirnya
dan dia mengatakannya sambil tersenyum dengan puas.
Memang tidak mudah untuk mencari sahabat sejati,
karena kita tidak akan pernah bisa menebak isi hati
dan pikiran orang lain.
Bahkan seorang ibu pun tidak bisa mengetahui apa yang ada
dalam pikiran anaknya walaupun dia yang melahirkan tubuh anaknya.
Sebaliknya teman begitu mudah untuk dicari
namun hal itu tidaklah kekal.
Mereka akan bersama Anda saat ada kepentingan
dan di saat sedang ada kegembiraan,
namun saat giliran duka sedang menaungi Anda
mereka satu demisatu akan meninggalkan Anda.
Disinilah kita bisa mengetahui siapa sahabat sejati Anda.
Namun sahabat janganlah Anda uji,
karena dia telah memberi tempat khusus di hatinya untuk Anda,
saat diuji maka Anda akan kehilangan tempat tersebut.
Biarlah seleksi alam yang menentukan siapa sahabat sejati Anda,
saat Anda sedang jatuh dia akan tetap bersama Anda,
saat dia sedang kesulitan Anda akan menolongnya tanpa pamrih.
Bila Anda telah menemukannya Anda harus menjaga
berlian tersebut baik-baik karena Anda mungkin tidak akan
menemukan berlian yang lain.
Saya sering mendengar dan membaca cerita
bahwa persahabatan putus karena masalah uang dan cinta,
dan saya sering tertawa setelah mendengar / melihatnya
karena menurut saya itu adalah omong kosong.
Seorang sahabat sejati tidak akan menukar hati sahabatnya
dengan uang bahkan untuk wanita/pria sekalipun,
bahkan bila mereka telah berkeluarga tetap akan saling kontak.
Tidak ada teori tetap yang bisa merumuskan seorang sahabat sejati
untuk Anda namun bila saatnya tiba Anda akan mengetahui dengan sendirinya.
Seperti sebuah pepatah cina yang menyebutkan
'bisa bertemu merupakan jodoh'.
Tentunya bukan dalam konteks cowo-cewe,
bisa saja antar cowo maupun antar cewe
dan belum tentu harus kawin dan saling menyukai.
Bisa saja seorang sahabat sejati justru adalah rival Anda,
dia akan banyak bergesekan dengan Anda tapi hal tersebut
justru membuat Anda makin sering bersua dengannya,
berkompetisi sehingga saling memajukan,
dan kembali ke ciri klasik bahwa dialah yang akan menolong Anda
saat sedang jatuh walaupun terkadang rival Anda ini
terlalu angkuh untuk mengakuinya.

(Cerita Pendek – Cerpen Persahabatan)

 – Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku  sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu.
Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas.
“Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas.
“Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!”  jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?”  tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.”  jawabnya kepada Bella.
“Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat.
Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!”  jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah.
Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam.
“Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella.
Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.

cerita tentang "Operator Telephone"


Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telephone di rumah kami.
Inilah telephone masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran dan minta disambungkan dengan nomor telephone lain.
Sang operator akan menghubungkan secara manual.
Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa , kalau putaran diputar , sebuah suara yang ramah, manis, akan berkata :
“Operator ” Dan si operator ini maha tahu.
Ia tahu semua nomor telephone orang lain.
Ia tahu nomor telephone restaurant, rumah sakit, bahkan nomor telephone toko kue di ujung kota.
Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun di rumah dan jempol kiri saya terjepit pintu. Saya berputar-putar kesakitan dan memasukkan jempol ini ke dalam mulut tatakala saya ingat …operator! !!
Segera saya putar bidai pemutar dan menanti suaranya.
” Di sini operator…”
” Jempol saya kejepit pintu…” kata saya sambil menangis. Kini emotion bisa meluap, karena ada yang mendengarkan.
” Apakah ibumu ada di rumah?” tanyanya.
” Tidak ada orang”
” Apakah jempolmu berdarah?”
” Tidak, cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali”
” Bisakah kamu membuka lemari es?” tanyanya.
” Bisa, naik di bangku”
” Ambillah sepotong ice dan tempelkan pada jempolmu….”
Sejak saat itu saya selalu menelephone operator kalau perlu sesuatu. Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah negara. Tanya tentang mathematics. Ia juga menjelaskan bahwa tupai yang saya tangkap untuk dijadikan binatang peliharaan , makannya kacang atau buah.
Suatu hari, burung peliharaan saya mati. Saya telpon sang operator dan melaporkan berita duka cita ini.
Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata kata hiburan yang biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih. Tapi rasa belasungkawa saya terlalu besar.Saya tanya: “Kenapa burung yang pintar menyanyi dan menimbulkan sukacita sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya?”
Ia berkata pelan: “Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain….”
Kata-kata ini – ngga tau bagaimana – menenangkan saya. Lain kali saya telephone dia lagi.
“Di sini operator”
“Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?”
Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun.
Kami sekeluarga kemudian pindah kota lain. Saya sangat kehilangan “Di sini operator”
Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian dan mau meladeni anak kecil.
Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya study trip ke kota asal. Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telephone dan minta bagian “operator”
“Di sini operator” Suara yang sama.
Ramah tamah yang sama.
Saya tanya: “Bisa ngga eja kata kukuruyuk”
Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan: “Jempolmu yang kejepit pintu sudah sembuh kan?”
Saya tertawa. “Itu Anda… Wah waktu berlalu begitu cepat ya.”
Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua pembicaraan waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya. Ia berkata serious: “Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu menunggu nunggu kau menelpon”
Saya ceritakan bahwa, ia menempati tempat khusus di hati saya. Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi.
“Tentu, nama saya Saly”
Tiga bulan kemudian saya balik ke kota asal. Telephone operator.
Suara yang sangat beda dan asing.
Saya minta bicara dengan operator yang namanya Saly.
Suara itu bertanya “Apa Anda temannya?”
“Ya teman sangat lama.”
“Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun terakhir bekerja paruh waktu karena sakit sakitan, dan dia meninggal lima minggu yang lalu….”
Sebelum saya meletakkan telephone, tiba tiba suara itu bertanya:
“Maaf, apakah Anda bernama Paul?”
“Ya”
“Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong kertas, sebentar ya….”
Ia kemudian membacakan pesan Saly:
“Bilang pada Paul, bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN… Paul akan mengerti kata kata ini….”
Saya meletakkan gagang telephone.
Saya tahu apa yang Saly maksudkan.
“Selamat bernyanyi di dunia lain, Sally, sahabatku, operator telephone yang bagiku tidak ada duanya di dunia ini”, ucap saya dalam hati.

Akhwat Yang Menangis di Walimahan

Kamis, 26 Mei 2011
Baca judulnya aja menyedihkan ya? And this the story ……….
ohya…nama2 dibawah ini ahnya rekaan saya saja
Kisah ini diceritakan oleh temanku yang menjadi ketua panitia di sebuah walimahan ikhwah. Sebut saja namanya Zahra. Dia diamanahi sebagai ketua panitia akhwat pada walimahan teman sekampusnya Aziz (si mempelai ikhwan). Akad nikah & walimahan itu sendiri diselenggarakan di rumah mempelai akhwat. Sampai pada hari H, semua pantia dan para anggota rumah itu sangat sibuk. Sebagai ketua pantia otomatis Zahra diharuskan mondar mandir dan menyebarkan pandangannya ke semua sudut untuk mengawasi para panitia akhwat.
Dan disudut ruangan itulah duduk seorang akhwat yang sejak acara akad nikah Zahra perhatikan selalu mengusap airmata, mungkin terharu pikir Zahra. Usai akad nikah, para undangan keluar dari ruang tamu tempat acara akad dan yang lain mulai sibuk mempersiapkan acara walimatul ursy. Namun Zahra masih memperhatikan akhwat itu tetap duduk disudut ruangan dengan mata yang sembab. Zahra tidak mengenal akhwat itu, Zahra khawatir kalo2 akhwat itu sedang tidak enak badan, maka Zahra pun menghampirinya utk berbasa basi.
“assalamu’alaikum Ukhti…., anti sakit kah?”, Tanya Zahra.
Akhwat itupun membalas dengan ramah, “wa’alaikumsalam….eh nggak kok, terimakasih Ukh…”
Tapi Zahra masih melihat airmata itu ga berhenti keluar dari mata itu. Zahra mengajaknya berkenalan. Namun Zahra sangat terkejut karena tiba2 akhwat tsb semakin terisak. Zahra bingung, dan krn khawatir menarik perhatian yang lain, Zahra membawanya kesebuah kamar yang kosong. Sepertinya ada sesuatu nih, pikir Zahra.
Dikamar itu, dia semakin terisak isak dan mengalirnya cerita tentang siapa dirinya dan kenapa dia menangis spt itu.
Namanya Rista, dia adalah teman dari mempelai ikhwan sejak mereka masih SMU, dan mereka sempat pacaran 3 tahun selama SMU (itu sebelum mereka berdua hijrah menjadi ikhwan/akhwat). di awal2 kuliah (kuliah beda kota), mereka sedang berproses utk menjadi seorang muslim yang berkomitmen menjadikan diri mereka sebagai salah satu penyokong barisan dakwah.
Otomatis, akhirnya keduanya melepas ikatan yang tidak suci itu. Kala itu Aziz sempat menyatakan bahwa jika nanti tiba saatnya dia memiliki kesiapan utk menggenapkan separuh dinnya, dan jika Rista belum dipinang orang lain, dia pasti akan mendatangi Rista sebagai orang yang telah siap menjadi imam dalam keluarga. dan ternyata itu memberikan harapan yang luar biasa pada Rista. Setelah itu mereka nyaris tidak ada komunikasi sama sekali. Mereka tenggelam dalam kesibukan berdakwah & meng-ishlah diri.
Sampai beberapa hari sebelum saat ini, beberapa bulan setelah mereka wisuda, tedengar kabar bahwa Aziz akan melangsungkan walimah. Rista sangat tersentak dengan kabar itu. Dia tidak diundang sama sekali, padahal Aziz tidak mungkin lupa alamat rumah Rista. Rista berusaha keras mencari tau dimana alamat tempat acara walimahan itu. Dan disinilah Rista hari ini. Menatap si pemberi janji yang ternyata tidak menepati janjinya. Merelakan seseorang di masa lalunya yang menghancurkan harapannya yang dia simpan selama ini. Dan menyesali dirinya yang ternyata bodoh & lugu, masih percaya pada manusia yang alpa, yang tidak mustahil melupakan janjinya. Memang hanya janji Allah yang benar2 pasti.
Catatan buat ikhwan/akhwat :
Tidak mustahil judulnya berganti “Ikhwan yang menangis di walimahan”.
Maka ketika kita telah memutuskan menjadi bagian dari dakwah dan harus melepas ikatan dengan seseorang yang pernah sangat dekat dengan kita, jangan sedikitpun meninggalkan harapan/janji yang belum tentu pasti bisa kita penuhi.
Jangan jadikan seseorang itu sebagai cadangan ketika kita siap untuk menikah.
kalo dapat yang lebih baik lagi, lebih sholeh/ah, maka seseorang itu dilupakan.
Tapi kalo belum dapat ya seseorang yang dulu pernah ada lah.

ada problem :(

Selasa, 24 Mei 2011
minggu2 ini aku ada problem sama anak2 , gara2 "bekethek an" iku .
asem ii . rasa2nya loh kayak musuhan . aku gaenak sama anak2 . anak2 ngejauh dari aku, tapi anak2 ngrasanya aku yang ngejauh . padahal gak loh.
aku bingung kenapa jadi gini. mungkin ada salah paham antara aku sama anak2.
gaenak sehari ae musuhan sama anak2, rasanya kesepian banget.
kan ya biasanya bercanda2 bareng, voto2 bareng, nggosip bareng sekarang jadi diem2an .
aku ngerasa aku yang salah . akhire aku tadi pulang sekolah munta maav ke anak2.
aku bilang , aku minta maav kalo sifatku masi kayak anak kecil, trus kalo cuma butuh ke kalian, kalo aku sering bikin jengkel. trus aku ya ngomong tak doain dapet temen yang lebih baik dari aku :(
aku rasany pingin nangis, dan akhir2 ini aku ngalah terus ke semua orang :(

buat JIGSAW, aku minta maav ya kalo ada salah :)
aku harap, gak ada lagi pertengkaran2 diantara kita :)
#bahasaku medeni haha

lirik lagu Sheila On 7 - sahabat sejati

Rabu, 18 Mei 2011
Sahabat sejatiku hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi aku datang menghampirimu
Kuperlihatkan semua hartaku
Kita slalu berpendapat kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kau pun raja
Aku hitam kau pun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi

Pegang pundak ku jangan pernah lepaskan
Bila kau mulai lelah ...
Lelah dan tak bersinar
Remas sayapku jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang ..
Terbang meninggalkanmu

Ku slalu membanggakanmu
Kau pun slalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama kita duakan segalanya
Merdeka kita .. kita merdekaa

Tak pernah kita pikirkan ujung perjalanan ini
Tak pernah kita pikirkan ujung perjalanan ini
Dan tak usah kita pikirkan akhir perjalanan ini

bonek city

Selasa, 17 Mei 2011
aku kemarin baru ae dateng dari surabaya , aku nginep 2 hari disana .
aku kesana ke rumahe sodaraku , rumahnya di kutisari .
aku kesana lantaran liburan daripada di rumah dak ngapa2in mending ke surabaya aja deh haha .
aku kesana liat lomba paskibra se jatim .di malang yang ikut SMP 16. jan uapik2 cak paskinya ,sangar2 haha.
aku liat kesana ngedukung SMPnya adekku, yaitu SMP 13 Surabaya , dan alhamdulillah menang walaupun juara harapan 3 haha , padahal sebelumnya belum pernah menang, tapi pas aku liat pertama kali langsung menang yaa . hebat kan aku haha.
terus pas au pulang ke malang, aku belanja dulu di Royal haha, aku beli switer sama hemm sama belikan JIGSAW gelang haha . warna e sesuai kesukaan meeka sendiri2 hehe .

liburan bareng SEMERU

Sabtu, 30 April 2011
saat di gubuklakah :



STOP HIV/AIDS

tanggal 28 april 2011
ada pemanggilan kepada duta HIV/AIDS. aku dulu kan ikut ya, duta HIV , yaudah deh aku k ruang auditorium .
di ruang auditorium, kami yang ikut duta HIV dijelaskan sama tutor dari SMAN 8, Diknas, Unilever. kami dijelaskan apa itu HIV, sejarah adanya HIV, dll . bermanfaat banget kegiatan ini buat kami, khususnya buat aku. aku jadi lebih tau HIV itu apa. dan ada hikmahnya juga kok. aku berharap, dengan adanya kegiatan seperti ini, akan lebih bermanfaat bagi kita semua.
join aja di grupnya : KOTA MALANG STOP AIDS . nanti kalo grupnya banyak dikunjungi, kota malang akan menang, dan kota malang ikut big bang yang seru banget, ada artis2 dsb ..

mix and match :)

tanggal 19 april lalu , aku sama anak2 JIGSAW ke rumahe ibe . kalo aku kesana sih rencananya kerja kelompok fisika .
selain kerja kelompok fisika, kami sepakat buat foto2 untuk ngisi diary JIGSAW . judulnya "mix and match".
itu maksudnya gini, kita foto dalam dua sesi, yaitu before and after . before nya itu sebelum kita dandan and blablabla.
kalo after nya sesudah kita dandan and blablabla . sebelum "mix and match" di mulai, aku kerja kelompok fisika dulu.
kita suruh buat percobaan tentang oven tenaga surya. buatnya mudah banget. tapi ya gitu agak2 sulit gimanaaa gitu hehe.
setelah buat oven tenaga surya itu, kita mengamatinya. setelah semua udah selesai sama percobaan dan laporannya,
kita makan dulu. kita makan rujak haha. pas aku ngerjakan fisika, ada yang ngerjakan 3ds max .
jadi semuanya hampir selesai hari itu juga. setelah semua hampir selesai, saatnya mix and match :)
mulai dari aku ya, aku pakai baju ungu. soale kan aku suka warna ungu hehe. giwangku udah ungu. waktu itu aku kuncir dua tinggi gitu heh.
terus ibe, ibe pake baju terusan warna abu2 sama pake selendang di lehernya.
gebo sekarang, dia pake dress panjang, tapi ditekuk sama dia. jadinya dressnya gak terlalu panjang beudhtsz :D
now, siwek . dia pake dress juga, tapi pendek. warnanya item.
ating pake kemben item haha lucu deh :)
ini nih, sekarang wati, sexy beud haha. pake tangtop item sama celana pendeeeeek banget hehe. terus sama pake tas bikinannya sendiri loh. hebat ya :)
ini nih foto hasil "mix and match" :)




TRT Crew

tanggal 18 april.
aku di ikutkan nari sama pak edsu. emang aku dari dulu pingin banget ikut tari, tapi gak kesampean. dan baru kesampean sekarang haha.
dari kelasku, yang dipilih ikut tari seharusnya 4, 3 cewe dan 1 cowo. tapi temenku cowo gak jadi ikut. yaudah deh tinggal 3 orang dari kelasku.
banyak seh yang diikutkan tari ini dari kelas2 lain dan jurusan lain pastinya. aku ikut ini nambah temen :) seru banget loh.
jadi kenal sama anak yang pertamanya gak kenal. juga jadi deket yang pertamanya hanya saling sapa menyapa doang.
aku menyebutnya TRT Crew (Tari Reog Tulungagung Crew).
kenapa aku menyabutkan TRT Crew, ya soalnya tari yang kami bawakan itu "tari reog tulungagung" belum pernah denger tho ?
aku lho juga baru denger kok haha. itu loh gini, jadi kita nari sambil bawa alat musik. jadi kita nari sambil ngiringin.
aku megang "trinting" aku jadi pusatnya hehe. jadi kalo aku diem, semua ikut diem. artinya kalo aku salah semua ikut salah.
aku latian nari mulai 2 minggu kemarin. nari ini seh buat nyambut tamu dari Jerman hehe.
menurut kepsek ku tercuinto, di Malang kan gak ada tarian khas ya, jadi kita buat kenang2an untuk rang Jerman ya dengan nari reog ini haha.
aku pertamanya gak bisa, tapi lama2 gampang ternyata hehe. yang ngelatih kami dari Tulungagung namanya Pak Endar.
kami tampil tanggal 18 april pas hari senin . pas UNAS juga hadeh.
dan alhamdulillah kami sukses dan lancar jaya :D
bule nya loh lucu2 on :D tinggi2 , putih beud haduh cantik dan ganteng deh pokoknya hehe.
dan sekarang katanya pak edsu TRT mau tampil tanggal 2 mei di lapangan habisnya upacara (oh my god :O)
tapi gag tau jadi atau gak hehe. tapi moga aja gag jadi, aku isi cak haha :D




masa2 aku latian nari :D

Minggu, 17 April 2011
Kemarin iku aku lagi sibuk latian nari buat persiapan untuk menyambut tamu dari Jerman . trus, kan jadi jarang kumpuk sama anak2 . kangen deh jadinya hehe .
Pas minggu kemarin, aku kan ada latian di sekolah, tapi padahal waktu itu udah janjian dulu sama anak2 buat kerja kelaompok di rumahnya siwi untuk ngerjakan tugas KKPI. Yauda deh, anak2 rada’ kecewa sama aku, lah mau gimana lagi. Akhirnya aku mutusin buat nyusul aja ke rumahnya siwi . kan aku latiannya jam 10 , aku mintaknya sama pelatihnya sampek jam 14 aja, soalnya kan mau ke rumahnya siwi hehe . aku ke rumahnya siwi naik dari sekolah sampek ke Gadang, sampek Gadang aku di jemput sama ibedan ating.
Udah ya , aku udah pulang tari, trus aku naik kan dari sekolah ke Gadang , aku udah nyampek Gadang, aku numggu ibe sama ating . lumayan lama she :/ . ating sama ibe udah nyampek, terus aku naik deh . setelah lumayan lama diperjalanan menuju rumah siwi, akhirnya sampai juga di rumah siwi.
Aku dirumahnya siwi loh Cuma bentar beudthsz . Cuma 1 jam mungkin . hujan lagi haduh . Setelah itu aku pulang deh sendirian. Ibe nganternya Cuma sampek kacuk hehe .
Aku latian nari itu gak ikut pelajaran selama seminggu hadeh ..
Trus pas aku ke kelas, aku kayak dikacangin gitu sama anak2. Aku kayak gak dikabarin sendiri :(
kayak pas ibe gamasuk sekola, semua d bilangin kecuali aku :(
terus skemarin2 anak2 banyak masalah, aku pun juga ada masalah sama ortuku huhu .
Tapi sekarang udah selesai semua masalahku dan masalah temen2 :)
alhamdulillah hehehe ...

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "


Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
saya ini orangnya biasa saja , gak suka muluk2, apalagi sama orang yang plinplan

Pengikut

Popular Posts